Rabu, 28 Oktober 2015

Garam vs Kalium

Siapa sih yang ga punya garam di rumah ? garam merupakan bumbu dapur yang digunakan hampir oleh ibu ibu rumah tangga di seluruh dunia. Terkadang kita tidak terasa menambahkan 1, 2 bahkan 3 sendok garak ke dalam masakan yang kita buat. Tahukah anda, berbagai organisasi kesehatan mulai dari American Heart Asscociation hingga National Academy of Science menganjurkan konsumsi garam dibatasi tidak lebih dari 2.400 miligram dalam sehari. Tidak benar - benar dihilangkan karena garam juga berguna dalam memelihara fungsi syaraf. Peru diketahui 2,4 gram garam sama dengan 1 sendok teh garam. 

sumber :www.saparil.com
Mengapa garam tidak boleh diasup terlalu banyak ?
Karena Garam jenis natrium, sodium bersifat menyerap cairan sehingga terjadi retensi atau penumpukan carian di dalam tubuh. Penumpukan cairan terjadi juga di pembuluh darah sehingga volume darah meningkat dan otomatis tekanannya menjadi lebih tinggi. Penumpukan cairan juga terjadi di jaringan lain termasuk otot sehingga beratnya meningkat, ibaratnya seperti daging sapi gelonggongan. Ini terjadi karena kelebihan garam membuat ginjal menyerap kembali cairan yang seharusnya keluar dalam bentuk urine.
Dikutip dari Livestrong, Senin (27/12/2010), alasan lain mengapa garam bisa memicu berat badan meningkat adalah jenis makanan yang biasanya dibumbui garam. Kebetulan, makanan yang sering menggunakan garam dalam jumlah banyak adalah makanan dengan jumlah kalori tinggi seperti makanan cepat saji.
BE WISE USING THE SALT
Coba ditilik lagi seberapa banyak ya penggunaan garam kita, garam tidak hanya terkandung pada garam dapur saja tapi msg (dinatrium inosinat, monosodium glutamat), baking soda (natrium bikarbonat), serta bumbu masakan seperti kecap asin, kecap manis, bumbu instan, bahkan mie instan kadar natriumnya dapat mencapai 60 % dari total ADI (mantap khann). Bahan mentah yang akan kita olah terkadang juga sudah mengandung garam contohnya ayam (meskipun tidak banyak), ikan laut, ikan asin. Sebaiknya gunakan garam dan bumbu secara bijak jangan terlalu banyak dan mulailah sukai rasa alami dari bahan yang kita makan seperti ubi kuku syang diberi parutan kelapa tanpa diberi garam itu saja sudah nikmat loh menurut saya. Dan perhatikan juga dalam menambahkan baking soda atau baking powder dalam adonan kue, terkadang resep menganjurkan untuk menambahkan 1 hingga 2 sendok teh baking soda (huikk itu udah jumlah yang besar menurut saya).
Imbangi dengan Kalium
Berbeda halnya dengan natrium, kalium (potassium) merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Sistem kerja dari kalium adalah kebalikan dari natrium, konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah. Dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1


Setidaknya tubuh membutuhkan 4.700 miligram kalium setiap harinya. Pisang merupakan salah satu sumber kalium, setidaknya dalam pisang terkandung 422 mg kalium. Selain pisang tentu masih banyak bahan pangan lain yang mengandung kalium diantaranya adalah Pepaya dalam setiap gramnya mengandung 10 % dari ADI Kalium. Kurma, pada setiap bijinya mengandung 167 mg kalium (thats huge huh), seporsi kentang panggang memiliki kandungan 751 mg kalium, bayam, selain memiliki kadar zat besi yang tinggi juga memiliki kandungan kalium sebanyak 839 mg di setiap 1 cangkir bayam. Namun dari semua fakta diatas, telah ditemukan fakta lain bahwa kandungan kalium paling tinggi terdapat pada buah Guava Crystal yang mengandung 40% lebih tinggi dibandingkan dengan pisang. Cara mengkonsumsinya cukup mudah, karena dapat langsung dimakan seperti mengonsumsi buah Apel. Selain itu, buah yang kaya akan kalium juga dapat ditemukan pada buah Melon, ubi jalar, serta alpukat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tertarik Menu Yang Lain?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...