Kamis, 14 Desember 2017

Kemandirian Day 10

Memakai kaos kaki dan sepatu sendiri. Saya gembira Danish untuk berangkat sekolah semuanyaa dilakukan dengan sendiri, termasuk memasang kaos kaki dan sepatu, hal yang sangat berbeda yg saya temui ketika sepulang sekolah. Ketika berangkat dia seakan punya energi untuk melakukan semuanya sendiri. Nah ketika pulang sekolah seolah energi positifnya hilang, pun dikala dia memasuki rumah. Saya rsa apakah dia kesepian hanya berdua di rumah dengan saya. 
Melanjutkan kegiatan memakai kaos dan sepatu, dia lakukan dengan sangat tertib dan tangkas. Pertama dia masukkan kaki kanannya ke kaos kaki.
kemudian dilanjutkan dengan kaki kirinya, seperti gambar dibawah.
Setelah itu sepatunya yg sebelah kanan.

Terakhir sepatu bagian kiri dia selesaikan.


Proses ini dilalui dngan cepat oleh Danish, namun terkadang ada juga berhentinya, ketika dia melamun. Waktunya saya mengingatkannya ketika dia sudah berhenti agak lama dan diam saja. Saya lupa bertanya dia sedang memikirkan apa, jika ada kesempatan mungkin saya akan menanyakannya. 

Kemandirian Day 9

mencopot kaos kaki sendiri adalah tema Siang ini.  Seperti terlihat pada gambar, Danish masih merasa ogah ogahan untuk melepasnya dengan cara saya yaitu menggunakan tangan dari ujung atas kaos kaki melewati tumitnya. Dia memilih menggunakan kaki nya, meskipun itu kelihatan tidak enak sekali bagi saya. Karena dia tidakk mengikuti arahan saya yg kemarin. Namun saya menahan diri untuk tidak berkomentas dan menghargai keputusan yg dia pilih. Dia tetap meminta saya untuk melepas kaos kaki yang satu. 


saya masih bingung dan masih belum memahami pola pikir Danish untuk melepas kaos kakinya sendiri, sehingga saya mengikutinya.

Seperti gambar diatas dia mencoba mencopot kaos kakinya. 

Jumat, 08 Desember 2017

Kemandirian Day 4

Setelah saya amati beberapa hari ini dalam mengkhususkan diri kedalam kemandirian di ranah berpakaian dan berkaos kaki. Saya rasa Danish berhasil melewati tahapan berpakaian dengan tipe kaos dan celana kaos, sedangkan memakai kaos kaki saya rasa dia berhasil di kala pagi hari akan berangkat sekolah. Danish sudah mempunyai keinginan untuk memakainya sendiri, meskipun masih sering saya ingatkan.
Namun hal ini masih menyendat di kala pakaiannya bertipe kancing seperti seragam sekolah, hem dan celana jeans yang memiliki pengait. Kadang kala mungkin Danish memiliki perasaan malas menaklukkan pakaiannya, sehingga dia masih malas memakainya sendiri.
Kalau sudah begini saya akan memberikan penawaran, sperti contohnya "Danish mau memakai baju atau celana?". ini artinya dia akan memilih dia akan memakai sendiri yang mana, akhir - akhir ini dia lebih sering memilih memakai celana. Karena saya sudah menjelaskan bagaimana cara mengaitkan pengait celana jeans di perutnya dengan cara seksama. Artinya saya memberitahu nya dengan jelas, tidak berupa omelan, gerutu, bahkan nada tinggi (hal ini pernah saya alami ketika saya tidak tahu bagaimana menghadapi Danish yang tidak mau mengikuti arahan saya dan tidak mengerti bagaimana cara berkomunikasi yang benar. Saya terus mengawasi Danish memakai celana (saya tidak menyambi dengan kegiatan yang lain).
Setelah dia memilih saya akan pakaikan sisanya. Misalkan dia memilih celana maka saya akan memakaikan baju atasannya. 

Selasa, 05 Desember 2017

Kemandirian Day 3

Terkadang melatih kemandirian juga tidak seratus persen berhasil. Mood yang berubah membuat dia tidak ingin melakukan apapun kecuali menangis dan merengek.
Seperti contoh kasus pada saat pulang sekolah. Kali ini Danish mood nya sedang tidak baik. Sehabis sampai di rumah, dia merengek tidak jelas. kemudian membuka sepatu tapi tidak kaos kakinya.
Dia masih merengek
Saya bertanya, Ayo Danish kaos kakinya dibuka.. Danish tetap merengek, sepertinya moodnya sedang jelek
Saya menanyakan bagaimana perasaannya sekarang. Dia mengatakan bahwa dia ingin temannya di sekolah untuk bermain dengannya di rumah.
Di satu sisi hal ini menimbulkan masalah baru yaitu dia mmerasa kesepian di rumah sehingga dia tidak ingin melakukan apa apa selain merengek.
Namun, saya dekap dan saya beri pengertian bahwa temannya masih mau istirahat di rumah besok kita akan bertemu dan bermain lagi di sekolah. Sepertinya dia masih belum terpuaskan kemudian dia menangis. yang terfokus pada pikirannya bukanlah mencopot kaos kakinya lagi.. Saya biarkan di a menangis hingga dia tenang sembari saya mencopot kaos kakinya.
Ketika masuk rumah pun dia juga masih menangis namun hal ini akan hilang dengan sendirinya. 

Senin, 04 Desember 2017

Kemandirian Day 2

Hari ini Danish mempelajari kemandirian dalam hal memakai baju dan celana jeans. Pada awalnya dia menolak, dia meminta untuk dipakaikan. Saya terdiam sejenak. memikirkan langkah apa yang harus dilakukan. memaksakan kehendak saya dengan bentakan ? seperti yang pernah saya alami, atau dengan ancaman (ini yang paling sering saya terapkan). Sepertinya bukan hal yang bagus untuk diterapkan dalam keseharian.

Mengap

Kemudian saya menggali informasi darinya mengapa dia tida ingin memakai baju sendiri. "Kenapa Danish tidak memakai baju sendiri ?". Dari pertanyaan ini akhirnya saya mengerti alasannya. "Danish, ga tau cara makainya. oh.. akhirnya dengan membantunya kali ini saya menjelaskan tahapan tahapan memakai celana dalam. Cara masuknya dari sebelah mana, pakai kaki kanan dahulu. Kemudian saya membiarkannya sambil tetap mengawasi memakai Celana jeans.Tiba saatnya mengancingkan celana jeans. Danish mengutarakan pendapatnya tentang ketidak tahuan mengancingkan celana jeans. Akhirnya saya beri arahan dan ternyata dia sukses mengancingkan baju nya sendiri saya hanya membantu pada bagian atas kancing kerahnya saja. Selebihnya semua dilakukan oleh Danish. 

Dari sini saya mengerti tentang menanyakan pendapatnya. Ternyata sifat kemandirian pada diri Danish sudah ada, fitrahnya sudah ada tinggal saya dan suami yang mencoba memupuknya. saya takjub! Danish tidak mengerti caranya untuk memakai baju dan celana sehingga dia tidak mau memakai baju sendiri. Dengan pengawasan dari saya dia punya rasa percaya diri untuk mengenakan bajunya, sambil terkadang bertanya kepada saya "Ini bener bu?". "Iya bener". ucap saya.

Sabtu, 02 Desember 2017

Kemandirian Day 1


Saya baru sadar dan tahu ternyata anak usia mulai dari 1 tahun sudah bisa diajarkan dengan konsep mandiri. Jujur, selama ini pola saya membentuk Danish salah, Danish dibentuk dari pola asuh campuran, pola asuh versiku dan versi orang tua suami, karena kami tinggal berdekatan. Pola asuh orang tua suami, seperti orang tua jaman dahulu yang 'memanjakan' seperti menyuapi, memakaikan dan akhirnya saya ikut ikutan. Setelah saya pergi ke Jerman. Disana saya melihat pengalaman yg sangat berbeda dalam memperlakukan anak. Anak diajarkan konsep kemandirian ketika di sekolah dan ketika bersama orang tuanya. Dan ketika di IIP saya juga baru tahu ternyata mendidik anak dapat dimulai dari anak berumur satu tahun, hal ini bisa jadi modal saya kelak ketika anak kedua saya lahir. 


Yang menjadi PR saya adalah bagaimana membentuk kemandirian anaka sulung saya yang sudah terlanjur salah. Danish, pada awalnya semua perlu dibantu. namun ada inisiatif dari dirinya untuk melakukannya sendiri, yang harus dipupuk terus untuk dijadikan suatu kebiasaan positif. Sekarang, dia sudah berjalan menuju tahapan kemandirian, dia sudah mulai bisa melakukan sendiri hal yang melekat pada dirinya, seperti mrmakai baju sendiri, sikat gigi, pipis ke kamar mandi, namun ada kalanya hal ini tidak konsisten. Saya ingin menyempurnakan hal hal mendasar untuk mandiri kepadanya. Oleh karena itu saya ingin menetapkan beberapa target mandiri Danish yaitu :
- ‎ Pakai baju sendiri
-  Pakai kaos kaki dan sepatu sendiri


Hari pertama
Setiap sekolah rutinitas yang dilakukan adalah bangun-makan-mandi-pakai seragam sekolah-pakai kaos kaki dan sepatu
Saya sudah mulai menerapkan kebiasaan ini sejak bulan Oktober ketika Danish mulai masuk sekolah. Awalnya dia begitu semangat, kemudian ada fase jenuh sepertinya dan dia ingin dipakaikan.
Namun, hari ini dia tampak begitu giat dan mempunyai inisiatif yang bagus dalam memakai kaos kaki dan sepatu sebelum berangkat sekolah. Prosesnya tidak sampai 5 menit untuk hari ini. Setelah selesai tak lupa aku memberikan pujian "Pinter Anak Ibu.". untuk memberikan penghargaan dan motovasi bahwa hal yang dia lakukan sudah benar dan patut untuk dilestarikan. 
Ketika di sekolah pun dia juga dengan teratur mencopot sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu.




Nah gambar diatas dia sudah selesai memakai seppatu dan siap berangkat ke sekolah :) 

Kamis, 16 November 2017

Komunikasi Produktif Day 10

Saya ingin merubah cara pandang saya dalam berkomunikasi dengan pasangan.
Biasanya saya berpikiran negatif ttg pasangan, saya ingin menang sendiri, egois dan tidak memperhatikan keadaannya.
hari ini, dia sms saya menyatakan keterlambatannya dalam pulang ke rumah krn terjebak hujan dan tidak membawa jas hujan.
saya sudah ber - negatif thinking duluan. kalimat yang muncul di kepala saya adalah "Yah, kok pulang telat sih". Namun saya juga melihat situasi juga di rumah pun sedang hujan, tentu dari arah jakarta pun juga hujan serta jaalanan bekasi yg sedang macet. maka dari itu jawaban yang saya keluarkan adalah "Yaudah hati hati ya".
kalimat tersebut standar saja, namun bagi  saya hal ini akan menimbulkan ketenangan bagi dia untuk menyetir pulang. Saat ini saya sedang berusaha memilih diksi yg nyaman didengar dan melegakan untuk pasangan saya. 

Rabu, 15 November 2017

Komunikasi Produktif - Day 9

Memberi batas waktu nonton tv Danish adalah salah satu cara efektif yang saya aplikasikan untuknya sebelum berangkat sekolah. Danish menyukai nonton tv, dan itu selalu lupa waktu berjam -jam duduk di kursi sambil menonton film kartun.
Jika saya mengomel tidak digubris olehnya, Jika saya langsung matikan tv nya tanpa ngomong apa-apa anaknya akan tantrum. Maka saya membuat perjanjian dengannya jika sudah mendekati jam sekolah maka nonton tv nya saya beri waktu 5 menit lagi ya, lalu saya pasang alarm untuknya. Ketika alarm berbunyi dia tampak patuh dan langsung matikan tv kemudian mandi.

Senin, 13 November 2017

Komunikasi Produktif - Day 8

Danish malam ini tidurnya tidak nyenyak. Dia mengigau, menangis tidak tahu apa yang diinginkan. Ayahnya mencoba menenangkannya dengan nada yang tidak enak menurut saya. cenderung ke mengeluh. Danish tetap saja menangis. Akhirnya saya mencoba untuk memeluknya dan mengurangi bicara. Saya hanya mengeluarkan kalimat shhhh shhhh. sayang sayang . Danish langsung tidur lagi seraya saya peluk dan saya beri guling.
Terkadang bukan perkataan yang diinginkan Danish, namun pelukan dan kalimat yg menenangkan dapat menjadi obatnya untuk tenang. 

Komunikasi Produktif - Day 7

Akhir akhir ini Danish keranjingan main game di android, gamenya talking tom, hal yang paling tidak saya senangi adalah dia srlalu tertawa terbahak bahak melihat atau mendengar aksi tom menirukannya. Akhirnya saya sampai pada puncak jenuh saya, kemudian saya bilang akan menghapus talking tom nya. Sesaat Danish diam saja. saya menanti responnya.. lalu dia melanjutkan bermain seakan omongan saya tidak berefek.
Akhirnya saya memberanikan diri untuk menghapus semua game nya yang nantinya akan berakhir dengan tantrum. Oke, esoknya dia mengambil hapesaya, dan dia kemudian marah, kecewa karena mainannya tidak ada di hp.
Saya diam, menunggu dia menangis agak reda. setelah ada sinyal bahwa dia mau didekap oleh saya. Baru saya peluk.
"Danish kecewa dan marah ya?" . Danish mengangguk. "Ibu kan sudah bilang "ibu akan delete gamr nya kalo danish tertawa seperti itu". Sepertinya dia sudah bisa menerima konsekuensinya, dia hanya diam saja.

pelajaran yang bisa saya ambil adalah, mengancam sebenarnya tidak baik dilakukan untuk anak. Dampak yang saya rasakan dari efek mengancam adalah si anak malah tidak mengindahkan ancaman saya. Hal yang terbaik adalah melaksanakan apa yang sudah saya ucapkan. 

Rabu, 08 November 2017

Komunikasi Produktif - Day 5

Mengikuti Alur berpikirnya merupakan cara yang paling bagus untuk ku dan Danish, kalau sudah mempertahankan pendapatnya susah sekali dipatahkan dengan kalimat larangan atau perintah.
Kali ini berbicara tentang lilin.
Dia ingin sekali menyalakan lilin di rumah sedangkan kita tidak mempunyai lilin yang bisa digunakan.
Komunikasi metode 1, saya sedang wira wiri membersihkan rumah sembari berbicara dengan Dannish:
Danish : "Danish pingin nyalain lilin bu".
Ibu : "Iya nanti kita beli dulu ya lilinnya."
Danish pun ngeyelnya mulai muncul
Danish : "Tapi danish pingin nyalain lilin sekarang."

Saya yang sudah menyadari gejala ini diam sejenak, menatap nya.. kemudian saya coba komunikasi metode 2 dengan menatapnya , duduk disampingnya, dan berbicara dengan intonasi yang lembut:
Ibu : "Oh.. Danish mau nyalain lilin ya
Danish : "Iya."
Ibu : "Sekarang ada ga lilinnya di rumah ?"
Danish : "Ada di depan."
Ibu : "Bisa nyala ga lilin itu?"
Danish : "Gak bisa."
Ibu :Terus harus gimana kita?"
Danish : " Beli lilin dulu bu."
Ibu : " Ya udah kita beli lilin dulu ya."

Akhirnya Danish mengikuti nya tanpa sanggahan. 


Selasa, 07 November 2017

Komunikasi Produktif - Day 4

Memahami perasaannya juga sangat dibutuhkan ketika kami berkomunikasi, karena Danish juga memiliki perasaan yang sensitif. Danish mengantarkan ku kontrol ke rumah sakit. Seperti biasa sebelum berangkat saya memberitahukan kemana tujuan perjalanan kita.Saya menanyakan apakah Danish ingin kut lihat adik bayi di dalamperut ibu atau ingin ke rumah uti saja. Dia memilih melihat adik bayi.
Kemudian pergilah kami menuju rumah sakit. Di rumah sakit dia aktif sekali, berlari kesana kemari, memegang lantai. Sesaat setelah pulang saya bilang kepada Danish. "Danish sampai di rumah nanti langsung mandi ya,  tanganmu sudah memegang banyak hal, kotor." Ucap saya. Namun sepertinya dia enggan dilihta dari bahasa tubuhnya yang berubah. Tibalah kami di parkiran mobil, saya membantu membukakan pinu untuknya dan dia naik ke kursi mobil, sepertinya dia ingin menutup pintu namun keduluan oleh saya.
Seketika itu juga mood nya langsung bertambah negatif. Dia menangis, kemudian saya ulangi membuka pinu dan memintanya untuk menutupnya. Namun dia tidak mau. akhirnya saya tutup pintu dan saya duduk di belakang kursi sambil diam sejenak, merenung. Aksi apa yang akan saya utarakan kepada Danish karena sepertinya dia kecewa.
Kemudian saya meminta maaf, "Maaf ya nak ibu yang menutup pintunya, sini ibu peluk dulu. Sudah - sudah maaf ya.." sambil terus diusap punggungnya. ketika sudah agak reda saya utarakan lagi kemauan saya. "Danish nanti langsung mandi ya kalo sudah sampai rumah". kemudian dia mengangguk tanda setuju

Sabtu, 04 November 2017

komunikasi produktif day 2

tema : main ke mall

Pada hari ini saya ada keperluan untuk membeli produk skincare di sebuah mall. Sebelum masuk mall saya sudah membuat perjanjian dengan Danish kalau saya hanya ingin mengajaknya membeli donat, dan main prusutan. oke deal. setelah itu masuklah kita ke mall, pada awalnya semua tampak berjalan lancar kita makan donat, kemudian dia main prusutamainann setelah itu Danish tampak penasaran dengaan suatu toko yaitu toko mainan original, saya pun mengikutinya dengan santai, saya harap dia akan sadar dengan perjanjian yg sudah disepakati. ternyata sampailan dia dengan mainan remote control yang diinginkannya, dia terus memegangnya
berikut percakapannya:
Ibu: "Ayo Danish sudah waktunya pulang"
Danish: "Tapi Danish pingin remote control"
Ibu : Kita kan kesini untuk beli donat dan main aja, kalo beli mainan ada waktunya"
Danish: " Danish ga punya mainan" - maksudnya dia tidak punya mainan remote control
Ibu : "Ibu belikan remote control, tapi nanti kalo adiknya sudah lahir, kan ibu janjinya gitu."
Danish: Danish ga punya mainan di rumah - masih merajuk dambil tetap membawa remote controlnya.
Ibu : Sini coba ibu lihat dulu, Danish, ibu ga punya uang segini banyak untuk mainan. ibu ga bisa membeli mainan ini
Danish : tetap merajuk
Ibu: " Danish kan sudah ibu bilang, ibu akan beliin mainan nanti
Ayah : "Sini ayah peluk ya
Danish masih tetap merajuk, tapi tidak lama kemudian kami mlanjutkan perjalanan ke musholla mall dan setelah itu pulang.
Danish tidak membahasnya lagi dalam perjalanan pulang maupun setelah sampai rumah alias dia sudah lupa dengan mainan yang ada di mall tersebut.
Poin yang saya dapatkan disini adalah konsistensi bicara, jika saya mengiyakan dengan membeli mainan itu hal ini akan terulang. 

Kamis, 02 November 2017

Komunikasi Produktif

Hari Ke-1
Saya akan memilih obyek untuk berkomuniikasi produktif dengan anak saya. Danish seorang laki -laki 4,5 tahun yang masih belajar tentang Emosinya. Saya juga masih belajar memahami dan menetralkan emosi saya ketika bersama dengan dia.
Saya ingin dia mandiri, tapi ini harus dilatih dan saya harus terus konsisten contohnya adalah ketika habis dari kamar mandi, saya menginginkan Danish dengan inisiatif sendiri memakai celananya sendiri, namun dia sepertinya malas untuk melakukannya.
Pada awalnya memang saya pakaikan celananya, namun kemudian saya berpikir kalau begini terus nanti dia akan bergantung seterusnya kepada saya. Akhirnya saya mulai menyuruh dia dengan  tegas atau dengan nada tinggi, hal itu tidak berhasil. Danish tipikal anak yang bisa memainkan emosi saya.
Akhirnya saya bercerita kepada dia, berikut isi percakapannya :
Ibu  : " Danish, kemarin Ibu ketemu bu Iin. Bu Iin bilang ke ibu kalo danish sudah mandiri mau makan sendiri tidak disuapin kalo di sekolah."
Danish : tertawa
Ibu :"Ayo Danish pakai celana sendiri nanti ibu bilang ke Bu Iin. Danish sudah hebat bu bisa pakai celana sendiri."
Danish : reaksi Danish perlahan lahan dia mengenakan celananya sambil tertawa.


Sabtu, 29 Juli 2017

NHW 9 - EMPATI + PASSION = SOCIAL VENTURE

Minat saya adalah memasak: bermain dengan tepung, membuat roti, dan mie adalah sesuatu yang menyenangkan

Skill yang saya miliki adalah : saya tipe observator, commander, dan konseptor khususnya dalam hal memasak saya bisa membayangkan bahan bahan dan proporsi bahan dalam kepala saya jika melihat suatu resep, dan membayangkan hasilnya.

Isu Sosial yang saya hadapi adalah Anak saya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, jika dilarang dia akan memberontak. Keingintahuannya juga menjalar hingga dunia permasakan yang setiap hari saya lakukan. Tak jarang ketika membelli suatu makanan dia akan mendekat ke kompor dan melihat prosesnya, hal itu membuat abang penjual takut dan melarang. Jadi saya mengambil kesimpulan bahwa pada saat ini si anak yang pergi ke dapur dan memasak adalah hal yang rancu ditemui

Ide sosial dimulai dari keluarga kecil saya, saya ingin  membuat kelas memasak bersama danish (anak saya), tidak menutup kemungkinan hal ini bisa diaplikasikan di tk dimana danish sekolah. Kelas memasak ini tidak melulu bermain dengan kompor, tapi bisa membuat adonan kue yang bisa mengarah ke playdough, dsb.

Jumat, 21 Juli 2017

NHW 8


Aktifitas yang paling saya sukai dirumah adalah menemukan, menghasilkan dan mencopy resep masakan seperti yang ada di restoran, atau makanan kesukaan saya. ketika saya sudah berhasil mekakukannya serasa seperti menjuarai lomba lagi, haha. 

BE - DO - HAVE
👓 BE, saya ingin menjadi seperti apa?
Ibu dan istri yang produktif, punya jam kerja di rumah dan teratur ( 1 hal yang belum saya bisa "teratur")
💅 DO, apa yg saya lakukan?
Pada setiap harinya saya selalu melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri dan dengan mengikuti mood saya, artinya jika saya hari ini ingin memasak maka saya melakukan kegiatan permasakan, jika setelahnya saya ingin menyetrika maka saya melakukan kegiatan setrika. Kegiatan rumah tangga yang rutin saya lakukan adalah : menyapu, mengepel, memasak, merapihkan ruang tengah, mencuci piring, mencuci baju di mesin, menjemur, menyetrika
kegiatan rumah yang jarang saya lakukan : menyapu halaman depan, merapikan baju di lemari pakaian, membersihkan kamar mandi *)
*) kegiatan ini yang tidak suka saya lakukan sehingga kegiatan ini diambil alih oleh suami 
🏨 HAVE, apa yang saya ingin miliki?
have, yang ingin saya miliki adalah hati yang tidak selalu iri, dan ketenangan batin. 
saya ingin memiliki rumah dengan alam di sekitarnya, burung yang berkicau ketika pagi, suasana dingin yang nyaman, saya ingin memiliki rumah yang dekat dengan alam jika ingin ke pantai saya tinggal naik mobil dan tidak perlu macet, saya ingin memiliki kualitas hidup yang lebih baik, berempati, antri. Jika ingin ke gunung tinggal pergi tanpa merasakan kebosanan di jalan. 
Saya ingin memiliki pemahaman bahwa apa yang saya kenakan dan nyaman buat saya adalah yang terbaik buat saya, orang - orang tidak perlu meributkan hal hal yang tidak perlu diributkan dengan apa yang saya pakai, karena saya menikmati hidup saya. 
 Saya ingin memiliki kesadaran tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar, yang bio dan plastik dipisahkan (tapi ini mungkin hanya sekedar angan-angan)
sebenarnya hal hal tersebut pernah saya rasakan dan saya alami, di negara lain semuanya tampak nyaman, tampak indah serasi, kehidupan bertetangga dengan native cukup toleran dengan apa yang saya kenakan, tampak sehat.  Namun memang ada plus minusnya. setelah pulang ada kejanggalan kejanggalan di hati mengapa begini dan begitu? perlu dilakukan acceptance dalam diri untuk dapat kembali ikhlas seperti sedia kala. 
3. Pergatikan 3 aspek waktu berikut
⌚ target pencapaian selama hidup ( lifetime purpose)
  • menjadi pribadi yang sederhana, dan bersyukur
  • menjadi istri yang patuh pada suami 
  • menjadi ibu yang baik dan bisa memupuk anak anak menjadi pribadi yang bermanfaat
  • bermanfaat bagi lingkungan 

⌚target dalam kurun waktu 5-10 tahun (strategic plan)
  • mengikuti komunitas yang bisa menambah wawasan dan menjadi pribadi yang lebih baik 
  • membersamai anak dan suami

⌚ target dalam 1 tahun (new year resolution) 
resolusi dalam 1 tahun? saya bukan tipe pribadi orang yang menentukan apa yang saya inginkan dan mematok target untuk tercapainya hal tersebut. saya tipe pribadi yang mengikuti mood saya, namun jika saya yakin akan hal tersebut maka saya akan menencapkan niat serius saya untuk menggapainya.
 Untuk kali ini target - target  dan keinginan saya Alhamdulilah sudah tercapai semua. Kali ini saya dan keluarga kecil kami insya Allah akan diamanahi seorang buah hati lagi sehingga target kami dalam satu tahun adalah : 1. khatam Al - Quran 2. membaca terjemahan Alquran (masih berjalan) 3. memiliki mobil 

Jumat, 14 Juli 2017

Tahapan Menuju Bunda Produktif

berikut saya lampirkan hasil temu bakat yang saya kerjakan beberapa hari yang lalu

Hasilnya sesuai dengan diri saya dan potensi yang saya rasakan ada dalam diri saya. Menurut saya, saya lebih condong ke arah commander saya lebih suka menyuruh orang misalkan meminta tolong mengambilkan barang yang dekat maupun jauh dari saya. Itu hal yang sebenarnya berusaha saya kurangi. Ada bagian diri saya sebagai Motivator, memotivasi suami saya, adik dan lingkungan sekitar. dan bagian dari saya yang penasaran dengan makanan yang saya hobi makan seperti contohnya bakso, saya suka sekali makan bakso malang dengan tekstur renyah, saya berusaha mendapatkan resep yang pas sesuai dengan lidah saya.

Kemudian saya akan membuat kuadran aktivitas saya sehari - hari :
KUADRAN I - saya suka dan bisa:
- memasak
- menemukan dan menganalisa resep masakan
- kuliner
- jalan- jalan (travellling)

KUADRAN II - saya suka dan tidak bisa :
- Menjahit

KUADRAN III - saya tidak suka tapi saya bisa :
- cuci piring
- bersihkan kotoran hama rumah
- cuci barang - barang yang kotor ( ex: sepatu berlumpur)

KUADRAN IV saya tidak suka dan tidak bisa :
- masalah insidentil (mengeluarkan tikus dari rumah)

Sabtu, 08 Juli 2017

NHW 6

3 AKTIVITAS PENTING :
1. menjalankan ibadah wajib
2. menyelesaikan pekerjaan rumah (memasak dan membersihkan rumah)
3. we time (family time)

3 AKTIVITAS TIDAK PENTING :
1. Facebook, stalking page orang lain yang nantinya mengarah ke iri hati
2. Nonton tv yang akan menghabiskan waktu
3. Malas Gerak

Agenda harian yang saya susun untuk diri saya adalah
05:00 - 06:00 Sholat shubuh, menyiapkan minuman dan sarapan suami
06:00 - 07:00 Me time (buka hp)
07:00 - 08:00 Beres beres rumah, menyiapkan anak sekolah
08:00 - 09:00 Mengantar anak sekolah lanjut beres rumah
09:00 - 12:00 Memasak
12:00 - 12:30 Jemput anak sekolah, ISHOMA
12:30 - 13:00 Beraktivitas bersama anak
13:00 - 15:00 Tidur siang bersama anak
15:00 - 16:00 ISHOMA
16:00 - 17:00 beres rumah / jalan jalan sore
17:00 - 18:00 memasak sore
18:00 - 19:00 ISHOMA bersama anak dan suami


Jumat, 16 Juni 2017

NHW #5 Desain Pembelajaran


Secara bagan beginilah cara saya belajar sesuatu,
Pertama dimulai dari suka, ketertarikan oleh sesuatu setelah itu mencari, mencari disini adalah mencari informasi :
- bertanya
- surfing internet
- membaca
kemudian dilanjutkan dengan menyerap informasi, menyerap disini saya bagi menjadi 2 kategori membaca dan praktek. membaca hal yang tertulis seperti jurnal, buku dan praktek (learning by doing).
Tak berhenti sampai disitu setelah saya memahami dan dapat menyampaikan minimal ke orang terdekat saya akan dengan lebih mudah menyampaikannya. 

Sabtu, 10 Juni 2017

Mendidik dengan kekuatan fitrah

judul blog saya bagus sekali, hehe..
mari langsung saja melihat penjabaran yang akan saya lakukan dibawah ini dalam tugas NHW kali ini,
a. Insya Allah saya akan mantap memilih jurusan ilmu yang sudah saya tetapkan di NHW 1.
b. checklist harian perlu saya spesifikkan dan edit lagi, dibuat kolom akan lebih detail lagi
b. Saya masih meraba, apa tujuan Allah menempatkan saya disini, tapi yang saya tahu passion saya adalah memasak, saya selalu tertarik dengan channel memasak, youtub memasak, instagram dengan page yang isinya resep masakan dan tips tricknya. Tapi gaya masak saya agak nyeleneh. saya berusaha memasak dengan standart versi saya yaitu mengurangi minyak, namun saat ini masih belum dapat diterima oleh sang suami. Maksud saya adalah untuk membuat gaya hidup yang lebih sehat dan mengurangi minyak jahat di dalam tubuh. Tak jarang di blog yang pada jaman dahulu saya sering upload halaman tentang resep masakan, resep tersebut lebih saya rubah ke komposisinya. Ada yg berhasil dan ada yang tidak. Namun semangat untuk meng-upload di blog tentang perjalanan saya memasak ini sungguh timbul tenggelam, dan saya masih menjadi follower bukan penemu resep masakan.

Misi hidup : mempunyai ilmu yang bermanfaat dan membagikannya kepada orang lain
Bidang : gaya hidup, resep masakan, tips dan trik
Peran : blogger
c. Setelah menemukan 3 hal tersebut. susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
1. ilmu manajemen diri, seperti konsistensi,
2. ilmu fotografi
3. ilmu masak

Milestone
KM0-KM1 : membuat blog, menghias blog.
KM1-KM3 : belajar ilmu presentasi makanan yang menarik dan mempunyai estetika, belajar ilmu fotografi makanan
KM3-KM4 : mulai mengisi blog saya kemballi dengan teknik memasak yang sudah saya kuasai, dan beberapa resep yang sudah saya sukai,  membagikannya di facebook atau sharing ke jejaring sosial lainnya.

dan pada akhirnya ini adalah niat tulus dan konsistensi untuk terus melakukan, kadang semangat saya dalam menguploadnya di blog timbul tenggelam, hehe

Sabtu, 03 Juni 2017

NHW#3 Kelas Matrikulasi IIP bekasi

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami Anda, buatlah surat cinta yang menjadikan Anda memiliki “alasan kuat” bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak Anda. Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

Saya membuat surat 'cinta' saya pada suami saya, kita semua sedang berjalan menjalani kisah rumah tangga kami. dan respon suami saya positif. Saya rasa saya ingin responnya agak lebay seperti yang ada di film-film romantis tapi nyatanya tidak (wkwkwkwk). Tapi, bagaimanapun juga saya telah jatuh cinta hari demi hari dengannya karena Allah SWT. Saya jatuh cinta dari pengambilan keputusannya, dari responnya, tindakannya untuk keluarga ini. 

b. Lihatlah anak-anak Anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Potensi Danish :
- Kemauan kuat sulit untuk digoyahkan mengarah ke konsistensi
- Komunikatif 
- Memiliki kasih sayang kepada yang lebih kecil darinya misal: adik sepupunya umur 2 bulan 
- Jarang mengeluh terhadap kondisi dirinya kecuali terkena trauma yang hebat seperti terjatuh, terluka dan berdarah

c. Lihatlah diri Anda, silakan cari kekuatan potensi diri Anda.
Potensi dan kekuatan dari diri saya, tak banyak.. saya masih melihat diri saya banyak kekurangan. Saya akan lebih mudah menjabarkannya bila diminta. 
Namun disini adalah potensi diri saya, hmm..
- pembelajar 
- menahan diri/ tidak terlalu memuaskan diri, bersyukur apa yang dipunya saat ini 

d. Lihat lingkungan di mana Anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan Anda?

Saya tinggal di kompleks perumahan dimana masih berbaur dengan lahan kosong yang cukup memberi saya udara dan lingkungan hijau sehingga mata dan hati menjadi sejuk. Bekasi utara termasuk salah satu daerah yang padat penduduknya begitupun ketika saya melakukan kontrol dokter ke rumah sakit terdekat, rumah sakitnya begitu ramai dan penuh. 

Sebelumnya, saya memiliki pengalaman tinggal sebentar di kondisi lingkungan yang nyaman, tertib, dan teratur tidak begitu padat kotanya. Munchen, saya tinggal sebentar di kota tersebut. Kota ini menampilkan suasana yang hangat pada muslim, pada orang asing, nyaman untuk bermukmim disini, fasilitas kesehatan juga sangat nyaman dan pendidikan juga. Namun untuk bersosialisasi saya mengalami kendala karena saya tidak fasih dengan bahasa Jerman. 

Pengalaman tinggal di dua kota yang berbeda membuat saya berpikir dan merenung, bagi diri saya pribadi, lingkungan sekarang saya tinggal memberikan saya komunitas dan ruang, bagi anak saya tumbuh kembanganya menjadi pribadi yang sosialis, berteman dan bermain dengan tetangga rumahnya dan membuatnya nyaman. 
Menurut saya, saya harus ekstra sabar dalam berada di fasilitas umum seperti rumah sakit, dan krl. 2 kota yang berbeda membuat saya bisa berpikir, menjadi lebih sabar dan pengertian. Namun apabila pemerintah dapat meningkatkan kualitas fasilitas umumnya saya yakin pribadi pribadi di Bekasi ini akan menjadi pribadi yang toleran. 

Adakah Anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga Anda dihadirkan di sini?

Saya masih mencarinya, namun ketika di Jerman, keluarga saya merasa bermanfaat. Kebetulan saya suka memasak, hobi yang saya salurkan menjadi kenyamanan bagi diri saya, meskipun masih belum pro. suami saya akhirnya mengundang teman-teman indonesia untuk makan di apartemen kecil kami. Saya juga menjadi tim masak di grup pengajian saya disana, meskipun kontribusi saya tidak maksimal. 
Namun di Bekasi, saya masih meraba, dan mencari saya masih merenungkan apa arti keluarga kecil saya disini, mungkin saat ini keluarga saya dapat memberi kegembiraan, dan nuansa ramai di rumah mertua saya, dan rumah orang tua saya. Danish anak saya merupakan cucu yang ditunggu - tunggu oleh ortu saya. 

Jumat, 26 Mei 2017

Indikator Profesionalisme Perempuan NHW#2

Mengikuti kulwap Institut Ibu Profesional perlahan mengubah cara pandang saya dalam melihat rumah tangga :) jadi semakin bersyukur dalam menjalaninya dan tambah semangat karena untuk Allah SWT
tugas kali ini saya akan membuat checklist indikator profesionalisme perempuan setiap hari
a. Sebagai individu (setiap hari)
- menghargai waktu
- membuat ceklist belanja ke supermarket
- belajar/memperkaya wawasan terutama fitrah based education
- berpikir positif

b. Sebagai istri (setiap hari)
- melayani suami dengan baik
- membuatkan sarapan, dan menemani hingga berangkat ke kantor
- menyambut dengan baik ketika pulang kantor
- mendengarkan aspirasi suami dengan baik, tidak menyelanya bicara
- mempunyai komunikasi yang cerdas tidak membawa emosi
- menerima keadaan suami dan bersama -sama mencari jalan keluar dalam suatu permasalahan

c. Sebagai ibu (setiap hari)
- membersamai anak dengan baik
- memiliki komunikasi yang baik ke anak
- berusaha menahan diri dari sikap emosional dan bermain tangan ketika anak rewel
- bercerita untuk anak dengan ikut menghayati cerita dan menjelaskan gambar yang ada di buku
- anak merasa nyaman dengan saya
- mengenali fitrahnya dan mengasahnya

Kamis, 18 Mei 2017

My First Nice Homework with IIP

Jurusan Ilmu yang sangat menarik minat saya untuk terus saya pelajari adalah Syukur. 
Alasan  saya... Rasa Syukur ini merupakan elemen penting untuk menjadi dasar hidup saya. Syukur dalam menjalani kehidupan sebagai pribadi (sendiri), berumah tangga hingga bersosialisasi dengan tetangga , sanak saudara, orang asing.  Saya yakin pribadi tanpa hati penuh syukur tidak akan dapat menemukan ketenangan batin, hatinya akan berkecamuk , berangan angan, penuh penyesalan diri. Seringkali saya melihat kehidupan seseorang lebih baik dibanding saya, jika rasa dan sifat ini saya biarkan untuk tumbuh maka akan berlanjut menjadi kegundahan hati hingga memunculkan sifat iri bahkan dengki,
Strategi saya dalam menghadapi dan tindakan preventif saya agar hal tersebut jangan sampai terjadi adalah sebagai berikut :
1.  Sebelum hati saya mengarah ke hal tersebut saya beristighfar 
2.  Mengingat nikmat yang Allah telah berikan kepada saya begitu banyak. Tidak mudah memang mengingat nikmat Allah dikala hati ini sedang kotor, namun istighfar terus menerus akan memperbaikinya
3. Saya selalu ingin berkumpul dengan orang - orang yang mempunyai 1 visi dengan saya, Alhamdulilah dalam keluarga saya ibu saya menjadi contoh yang baik dalam menghadapi kehidupannya yaitu terus bersyukur, dan tante saya selalu mempunyai pandangan yang menarik dalam melihat suatu permasalahan sehingga kesimpulan terakhir yang ditarik oleh tante saya selalu mengarah ke dalam kesyukuran.      
4. Saya menjaga jarak dengan orang orang yang pada akhirnya memprovokasi saya, atau saya berusaha menganggap lalu saja pembicaraan yang tidak berguna
5. Saya bersabar dan terus selalu mengingat rahmat Allah dan karunia Allah yang luas
6. Rasa syukur yang ada di dalam hati sebenarnya adalah karunia dari Allah SWT, aka dari itu saya terus berdoa agar diberi hati yang penuh syukur.

Untuk mencapai Kesyukyuran di hati saya, saya mulai berubah. Saya yang dulu adalah "terkadang" tidak mau menerima keadaan/menyalahkan keadaan karena satu dan lain hal, Pemarah, Masa - masa kuliah saya saya bergumul dengan hati yang emosional, labil/pikiran yang sedang berkembang/ saya jauh dari ilmu agama. Kemudian perlahan-lahan Allah mulai memperlihatkan kepada saya Cahaya Islam dari teman-teman kuliah saya, dengan cara baju yang santun, tidak bersentuhan dengan selain muhrim, membuka rapat dengan doa Hal - hal yang selama ini tidak pernah saya ketahui perlahan -lahan hati saya condong ke arah tersebut (Alhamdulilah, Allah masih menyayangi saya dan membuka hati saya ke jalan yang benar). Perubahan diri saya setelah itu saya menggunakan kerudung yang dulunya belum menggunakannya, hal ini lantas mengubah cara pandang dalam hidup saya seketika. Saya menjadi pribadi yang penasaran dalam hal agama, banyak membaca buku, banyak membaca tafsir, dan perlahan - lahan emosi yang dulu labil kemudian digantikan oleh istighfar yang terus melantun lambat laun hati ini menjadi dingin. Prasangka yang buruk itu menjadi hilang digantikan dengan renungan yang dapat mendamaikan hati saya. 
Mencari rasa syukur itu berlanjut hingga saya mengikuti majelis taklim yang menurut saya majelis ini sangat super, bisa memberikan saya hidayah, dan ide ide cemerlang menurut saya. Setelah saya mengikuti majelis ini saya menjadi lega dan damai. Apalagi yang diperlukan di dunia ini selain rasa damai, tenang dan nyaman. Iri dan dengki mmang kadang selalu muncul tapi dalam diri saya, saya bertekad untuk memerangi hal tersebut. Karena hal Tersebut sama sekali tidak ada manfaatnya bagi kehidupan saya. 
Rasa syukur inipun terus saya cari hingga ke IIP, memiliki anak artinya Allah melimpahkan karunia dan kita harus bertanggung jawab menjaga titipannya. Hati ini terkadang lelah, kesal, marah jika si buah hati tidak mendengarkan instruksi yang saya berikan. Terkadang luapan emosi marah ini mengalir kemudian saya menyesali apa yang telah saya perbuat. Saya melihat salah satu dari teman kulia saya tumbuh menjadi pribadi yang lebih positif dan produktif setelah mengikuti program ini, akhirnya timbul ketertarikan yang dalam untuk saya mengikuti program ini berharap agar saya mendapat pemikiran yang baru dan positif dalam hal parenting. 
Perjalanan mencari Kesyukuran masih belum berakhir, semoga kita terus dilindungi oleh-Nya dari sifat sifat yang dapat merusak hati kita 
Jazakallahu khairan

Kamis, 23 Februari 2017

Brownies Pisang yang Lembut dan Lembab



Pisang dan coklat menurut saya adalah jodoh yang sempurna untuk dikudap, Maka dari itu hari ini saya membuat brownies coklat ini dengan bahan yang ada di rumah.Jika ada pisang lewat matang dan kulit sudah berwarna coklat-coklat tidak aada salahnya untuk dirubah menjadi brownies. Tekstur brownies ini tidak beremah seperti layaknya muffin (ya iyalah.. ini kan brownies), Lembab, dan mengembang karena menggunakan baking powder. 

Menilik dari sisi jumlah kalori, brownies ini mengandung 135 kcal per potongnya (jika dipotong menjadi 1 pieces) berikut merupakan hitungan kalori sejauh yang saya pahami :
2 buah pisang yang sudah ranum, lewat matang 200 kcal
100 gram terigu                                                   340 kcal
1/2 sdt baking powder
50 gram coklat blok                                              270 kal
1 sdm coklat bubuk                                                30 kcal
4 sdm gula                                                            320 kcal
50 gram mentega                                                  370 kcal
1 butir telur                                                           100 kcal
total kalori                                                          1630 kcal
atau 135 kcal per potong kue (12 potong) kalori ini bisa dikurangi lagi jika mensubstitusi gula dengan gula rendah kalori. Meurut saya kadar manis dari brownies ini sudah cukup bahkan cenderung hampir lewat manis dengan rasa coklat yang tidak dominan,

Berikut merupakan bahan yang saya gunakan :
2 buah pisang yang sudah ranum, lewat matang
100 gram terigu
1/2 sdt baking powder
50 gram coklat blok
1 sdm coklat bubuk
4 sdm gula
50 gram mentega

bahan yang saya gunakan

Step by step :
1. Tim DCC + mentega kemudian masukkan gula dan telur aduk hingga rata
2. Di tempat lain campur tepung terigu, baking powder, dan coklat bubuk
3. Masukkan bahan no 2 ke dalam no 1 aduk hingga rata, masukkan ke dalam loyang
4. Panggang di suhu 175 derajat Celcius selama 15 menit.


Selasa, 21 Februari 2017

Pempek Homemade Suksesss



Pertama - tama saya bikin pempek bersama ibu saya ketika jaman saya kuliah, Waktu itu ibu saya yang bikin dengan asyik menguleni adonannya, kemudian, direbus dan digoreng. Berharap rasa dan kenyalnya pempek yang gurih seperti di luaran itu.. Ketika dicoba kok teksturnya kuenyall cenderung keras ya? Apa yang salah ya.. apakah terlalu banyak diuleni, ataukah kurang cairan entahlah saya pun tidak tahu.. Akhirnya resep pempek yang lalu itupun terkubur dalam dalam tidak pernah dipraktekkan lagi..
Setelah saya bermukmim sementara di Munchen, dan aktif di instagram. Buanyakk para foodiegram yang share resep andalannya. Kemudian  perhatian saya tertuju pada IG ce Xanderskitchen yang sepertinya udah master bikin pempek dan sania_bellika. Saya mencoba resep dari keduanya dan akhirnya 'pucuk dicita ulam pun tiba' eh bener ga peribahasanya?  inilah tekstur pempek yang saya harapkan seperti warung pempek yang dijual di pempek 'Pak Raden' atau 'Gaby'. Hmm akhirnya setelah penantian panjang, pempek jadi menu yang lumayan sering saya bikin, huehehehe. Teksturnya enak, empuk, kenyal gurih aroma ikan juga kerasa banget apalagi saya pake salmon baunya juga ikan banget kok ini. Berikut ikan yang jenis ikan yang saya gunakan selama di sini, Saya menggunakan ikan salmon dan pangasius untuk membuat pempek. Ikan jenis ini banyak ditemukan di suprmarket disini di bagian freezer.

Ada beberapa tahapan dari pembuatan, pertama pembuatan pasta ikan, daging ikan dengan air di blend hingga tercampur rata. adonan akan cair sekali kemudian tambahkan garam, ingat penambahan garam ada di tahapan ini untuk membuat campuran ikannya mengental dan membentuk pasta. Bagian ini ajaib! bagaimana garam bisa mengentalkan adonan ikan ini untuk proses kimiawinya (apa - mengikat apa) saya kurang tahu.
Video diatas itu proses sebelum ditambahin garam, sangat cair sekali adonan ikannya, dangambar dibawah sudah terlihat bedanya yang tadinya berbentuk cairan berubah menjadi tektsur paste.

pasta ikan sebelum dicampur dengan tepung

Setelah pasta ikan jadi, masukkan tepung tapioka, ohya di Jerman ada tepung dengan konsisteni yang mirip dengan tapioka yaitu tepung kentang teksturnya mirip. Disini saya menggunakan tepung kentang. Adonan yang dihasilkan memang masih lembek dan basah, maka dari itu alas untuk membentuk pempek dan tangan harus dibaluri tepung yang banyak.
tepung yang saya gunakan teksturnya mirp dengan tapioka

Untuk resep dari xanderskitchen adonan lembek sekali sehingga pembentukan menjadi pempek sangat sulit dilakukan, namun untuk resep pempek saniya lumayan mudah bagi saya untuk membentuknya. Nah resep kali ini saya mendapatkan inspirasi dari keduanya :)
berikut resep pempek yang saya adaptasi dari xanderskitchen, resep in sudah saya adaptasikan sesuai dengan ekspektasi saya, pembentukan adonan juga tidak terlalu sulit:

- 500 gram fillet ikan (disini saya menggunakan salmon danpangasius, perbandingan 1:1)
- 400 ml air putih
- 5 siung bawang putih
-500 gram tepung kentang
- 1,5 sdt garam

Step by Step :
1. 500 gram fillet ikan + 400 ml air putih blender hingga menjadi juice (adonan yang cair)
2. Tambahkan garam ke adonan yang cair tersebut
3. Aduk hingga adonan membentuk pasta
4. Campur Tepung kentang ke dalam pasta ikan
5. Bentuk menjadi pempek lenjer atau adaan
6. Rebus pempek hingga mengapung
7. Angkat , kemudian jika ingin disajikan goreng


Kamis, 26 Januari 2017

Mie Ayam Spaghetti

Ga ada mie telor spaghetti pun jadi !! rasanya enak teksturnya juga pas di lidah saya, kaya makan cwi mie deh.. 



Rasa khas dari cwie mie sebenernya ada di kecapnya, yaitu campuran kecap asin dan raja rasa, serta topping ayamnya.. Topping ayamnya cukup dibumbui dengan bawang putih dan garam. ini mie super simpel dan maknyus untuk dicoba. 

Mie ini sebenarnya juga membutuhkan minyak ayam, yang diambil dari kulit ayam, namun faktanya saya jarang memakainya khususnya untuk mie tipe spaghetti karena jenis mie ini tidak lengket satu sama lain. 

Berikut resep untuk topping ayamnya :
1 buah dada ayam, rebus, potong kecil-kecil 
1 sdt garam 
4 siung bawang putih rajang halus
200 ml air 

campur semua bahan hingga dan masak hingga air mengering 


pelengkap mie ayam ini adalah daun bawang, bawang goreng, siomay, bakso, krupuk pangsit hmmm.. lengkapnya sih seperti itu. tapi kalo disini semuanya harus dibikin sendiri jadi memanfaatkan apa yang ada aja saja, selamat makan. 

Tertarik Menu Yang Lain?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...